Home >
Cerita Horor > Pengalaman Berkemping Malam Hari (Kisah Nyata)
Pengalaman Berkemping Malam Hari (Kisah Nyata)

Cerita horor ini dimulai dari suatu malam diperkemahan, aku dan teman diharuskan untuk menginap ditempat perkemahan. Pasti bung *seus pada bertanya-tanya ngapain juga aku dan teman-teman menginap di tenda perkemahan. Nah, aku dan temanku menginap ditempat perkemahan karena ada acara jurit malam. Buat kakak kelas, jurit malam paling ditunggu, dan malam paling *ciamik buat mengerjain adik-adik kelas.
Sedangkan buat adik kelas, jurit malam merupakan malam yang paling dihindari, kalau bisa dicepatin pakai far flung DVD, mungkin bakal mereka lakukan. Benar nggak? Bung *seus pernah ikutan jurit malam kan? Pasti perasaannya sama kayak aku sebagai adik kelas, kita itu kayak daging yang siap-siap mau diolah sama farah quinn *eh*.
Sebelum malam hari tiba, siang harinya sang kakak kelas memberikan banyak games-games menarik, penuh canda dan tawa, sebelum pada akhirnya mereka berubah menjadi setengah ikan *eh* maksudnya jadi galak layaknya burung beo yang belum dikasih makan 2 minggu.
Jam tanganku sudah menunjukkan pukul 7 malam, junior-junior sudah bersiap dengan segala aksesoris. Dari mulai topi yang terbuat dari bola plastik, celana rumbai-rumbai, sampai sandal jepit dan kaos kaki yang beda warna. Sempat aku mikir kita ini sedang dipersiapkan sebagai pemain bola cadangan, kalau kalau timnas kita gagal lagi.
Tiba-tiba salah satu kakak senior langsung berteriak dan menyuruh kita untuk berkumpul jadi satu dilapangan perkemahan. Tanpa pikir panjang seluruh junior termasuk aku, langsung lari menuju lapangan.
Di lapangan perkemahan, kakak senior langsung menjelaskan tata tertib dan rute mana yang harus dilewati junior. *Er, rute yang diberikan termasuk rute yang terkenal sebagai tempat angker dan mengerikan. Beberapa anak cuma bisa menghela nafas, tatapan kosong dan menerima nasib mereka. Sebagian ada yang sok berani dan santai. Kalau dalam film horor, orang-orang yang paling sok tahu, dan sok berani, yang paling cepat ya gitu deh.
Aku kebagian kelompok yang paling terakhir, yang otomatis jalan paling terakhir dan paling malam. Satu kelompok terdiri dari four junior, dan cuma dikasih lilin sebagai penerangan pada saat jurit malam. Bisa dibilang lilin itu nyawa satu-satunya, buat terhindar dari gelapnya malam. Kalau gelapnya hari mah cuma bisa diterangi oleh kasih sayang dan cinta *lho malah jadi curhat *colongan*.
Singkat cerita, aku dan kelompok aku jalan jam 12-an, ya jam jam berkeliaran nyari jodoh deh. Pos pertama, kedua dan ketiga sih *cemen soalnya tempatnya masih terang dan nggak terlalu seram. Nah, begitu aku jalan ke pos keempat, mulai deh hawa-hawa angker yang bikin bulu kuduk berdiri merasuki aku dan kelompokku. Pos keempat terletak dilantai 3, pojok perkemahan, dan harus lewat lorong penuh dengan kelas kosong yang gelap dan nggak ada orang sama sekali. Ya kayak suasana acara mistis di televisi deh pokoknya.
Aku dan teman-teman seperjuangan melangkah gontai dan lemas, karena dipos sebelumnya kita sudah ditempa secara fisik dan mental. Aku naik ditangga menuju pos empat, saat sampai dilantai dua, aku dan teman seperjuangan tiba-tiba melihat sosok anak kecil yang mukanya pucat banget. Pakai celana pendek sambil lari-lari disekitar lorong.
Dan tiba-tiba dia lari menuju tembok dan *wus, dia hilang menembus tembok! Aku sempat berpikir kalau dia salah satu anak dari pesulap yang lagi ngetes kemampuan, tapi kayaknya nggak mungkin juga ya, ngapain juga ya dia malam-malam ke perkemahan, kurang kerjaan amat. Ya sudah aku nggak pedulikan tetap lanjut lantai terakhir, lantai 3, ibarat video games, pos empat adalah tempat raja terakhir berkumpul.
Begitu aku sampai ke lantai three, tiba-tiba ada benda seperti bulat yang menggelinding kearah aku dan teman-teman. Dari jauh seperti bola, namun setelah makin dekat benda itu mulai menyerupai kepala manusia! Iya manusia! Bayangkan bung *seus! (suara anjing melolong) tanpa pikir panjang aku dan teman-teman langsung lari tunggang langgang menuju arah pos three.
Dengan terengah-engah, akhirnya sampai juga dipos three. Aku dan teman-teman seperjuangan langsung melaporkan ke kakak senior tentang kejadian disana, yang bukannya ditenangkan, mereka malah juga ikutan lari kelantai bawah. Kalau disinetron, mungkin larinya aku, teman seperjuangan dan kakak senior akan di slow movement, terus dikasih angin dikit, biar kelihatan air of secrecy menawannya *hehe.
Kategory :
Cerita Horor
Tags : cerita seram, cerita berkemah, cerita horor
Post Date : 18-11-2022